Selasa, 09 Agustus 2011
BUNGLON si REPTIL yang Unik
Tubuh Bunglon mempunyai kemampuan yang disebut dengan mimikri. Artinya, hewan ini bisa berubah warna sesuai dengan tempat yang dihuninya.
Kulit bunglon tersusun berlapis-lapis. Lapisan teratas terdapat sel khusus dengan pigmen warna yang bisa melebar dan mengkerut. Tubuh berukuran sedang, berekor panjang menjuntai. Panjang total hingga 550 mm. Memiliki gerigi di tengkuk dan punggungnya. Gerigi ini terdiri dari banyak sisik yang pipih panjang meruncing namun lunak serupa kulit.
Kepalanya bersegi-segi dan bersudut. Dagu dengan kantung lebar, bertulang lunak. Mata dikelilingi pelupuk yang cukup lebar, lentur, tersusun dari sisik-sisik berupa bintik-bintik halus yang indah.
Bagian dorsal dari tubuh bunglon berwarna hijau muda sampai hijau tua, yang bisa berubah menjadi coklat sampai kehitaman bila merasa terganggu. Sebuah bercak coklat kemerahan serupa karat terdapat di belakang mulut di bawah timpanum.
Di bagian ventral berwarna kekuningan sampai keputihan mulai dagu, leher, perut dan disisi bawah kaki. Telapak tangan dan kaki berwarna coklat kekuningan. Ekor di pangkal berwarna hijau belang-belang kebiruan, semakin ke belakang semakin kecoklatan kusam dengan belang-belang keputihan dibagian ujungnya.
Sisik-sisik bunglon keras, kasar, berlunas kuat; ekornya terasa bersegi-segi. Perkecualiannya adalah sisik-sisik jambul, yang tidak berlunas dan agak lunak serupa kulit.
Kebiasaan Bunglon kerap ditemukan di semak, perdu dan pohon-pohon peneduh di kebun dan pekarangan. Sering pula didapati terjatuh dari pohon atau perdu ketika mengejar mangsanya, namun dengan segera berlari menuju pohon terdekat.
Makanan bunglon berupa serangga yang dijumpainya: kupu-kupu, ngengat, capung, lalat dan lain-lain. Untuk menipu mangsanya, bunglon ini kerap berdiam diri di pucuk pepohonan atau bergoyang-goyang pelan seolah tertiup angin.
Bunglon bertelur di tanah yang gembur, berpasir. Seperti umumnya anggota suku Agamidae, induk bunglon menggali tanah dengan mempergunakan moncongnya. Kulit telurnya berwarna putih, lentur agak liat dengan bentuk lonjong dan panjang sekitar 7×40 mm.
Pigmen warna pada bunglon itu berasal dari sel melanophores (chromatophores). Warnanya, ada beberapa macam, mulai dari biru, merah, dan hijau. Sel-sel warna di bawah permukaan kulitnya yang transparan. Di bawah lapisan ini terdapat dua lapisan sel yang mengandung pigmen berwarna merah dan kuning (juga disebut chromatophores). Di bawahnya lagi ada lapisan sel yang merefleksikan warna biru dan putih. Lalu di bawahnya lagi ada lapisan melanin untuk warna coklat (seperti yang dimiliki manusia).
Warna-warna dalam tubuh bunglon ini terjadi sesuai keadaan cahaya dan suhu di luar tubuhnya. Jika itu terjadi, faktor kimia di dalam tubuh bunglon segera bereaksi yang menyebabkan lapisan sel ini berkontraksi atau melebar.
Apabila salah satu pigmen melebar maka spektrum sinar matahari akan dipantulkan dan bunglon pun berubah warna! Namun, jika semua pigmen mengkerut, lapisan bawah yang mengandung pigmen melanin menjadi lebih dominan sehingga bunglon berwarna lebih gelap.
Bunglon dalam kondisi tenang, biasanya warna yang tampak adalah warna hijau karena sel kuningnya tidak terlalu melebar sehingga masih bisa memantulkan sel biru dari bawahnya.
Sementara pada bunglon yang marah bisa saja warna yang nampak adalah kuning, karena selnya melebar semua sehingga tidak menampakkan refleksi warna biru.
Jadi, perubahan kulitnya terjadi sebagai respon atas suhu, cahaya dan juga mood atau emosinyanya.
Kemampuan mimikri ini, pada bunglon dimanfaatkan untuk melindungi diri dari serangan musuh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Wah, nama kita sama nih....