CELOTEH DI PAGI YANG SEJUK
Satuan Pendidikan meraih rata-rata nilai ujian nasional (UN) tertinggi di suatu daerah sangat diidam-idamkan. Apalagi jika peserta didiknya juga bisa berprestasi di berbagai iven kabupaten, provinsi bahkan nasional.Seperti juara MTQ, Olimpic Sains, Lomba KIR dan lain sebagainya.
Keberhasilan itu tidak terlalu sulit untuk diraih. Dengan komitmen guru, peserta didik, orangtua, dan komitmen Dinas Pendidikan maka upaya dalam menghasilkan peserta didik berkualitas dan berprestasi sangatlah nyata.
Selain itu sekolah-sekolah didirikan seharusnya dengan ide awal menjadi sekolah unggul. Sekolah melakukan pengelolaan sekolah berbasis partisipatif dengan mengedepankan transparansi dan akuntabilitas yang tinggi.
Untuk menciptakan peserta didik berprestasi, sekolah bisa menerapkan program layanan keunggulan. Kepala sekolah dan guru sepakat memberikan layanan plus pada muridnya agar mencetak anak yang berprestasi ini yang sering dikomentari miring dan dianggap membebani guru disejumlah sekolah.
Sekolah harus punya misi nyata dan dengan “hanya unggul dalam pelayanan” inilah peserta didik yang berkualitas dan berprestasi akan dihasilkan. Sejak pukul 7 pagi sampai di sekolah, hingga matahari hampir terbenam, komponen pendidikan harus ikhlaskan waktu untuk peserta didik. Dengan aktivitas guru di salah satunya, pukul 7 pagi semua guru sudah menanti peserta didik di gerbang sekolah. Mereka dinanti bukan untuk diberi sanksi apabila terlambat. Sambutlah mereka dengan senyuman, kemudian disalami, disapa dan persilakan masuk kelas.
Semua ini dapat menghilangkan masalah diantaranya kejengkelan antara guru dan peserta didik, dan juga permasalahan peserta didik dengan peserta didik. Gurupun akan memulai pembelajaran dengan hati yang bersih dan ikhlas. Selanjutnya, ketika mereka sudah di kelas, janganlah langsung belajar melainkan, berilah kesempatan pada setiap peserta didik untuk tampil di depan kelas. Misalnya membacakan satu berita yang mereka dapatkan di lingkungan, dari berita radio, televisi atau yang mereka baca di koran.
Itu semua diterapkan supaya peserta didik mempunyai kepekaan di lingkungan, sehingga mereka tidak hanya pintar, namun perhatian terhadap lingkungan. Setelah selesai, barulah proses belajar mengajar (PBM) dimulai.
Setelah itu peserta didik istirahat, ajaklah mereka melaksanakan Shalat Duha.
Kemudian masuk hingga saatnya Sholat Dzuhur peserta didik istirahat untuk Shalat Dzuhur berjamaah dan kultum, makan nasi yang telah mereka bawa dari rumah.
Guru juga makan bersama setiap harinya dengan menu sederhana misalnya goreng ikan mujahir, sambal dan sayur bayam. Dan jadikanlah saat-saat ini momen yang menyejukkan, seperi menjadikan waktu makan siang yang singkat untuk saling bercanda, saling mengingatkan, saling minta pendapat, dan curhat sejawat. Kebiasaan sepeti itu bisa membuat mereka menjadi lebih dekat dan kompak, serta bersemangat mengajar.
Guru merasa sudah seperti satu keluarga. Yang muda minta pendapat ke yang lebih tua. Yang muda, lebih sering diledek, dan diberi saran-masukan. Usai shalat, makan dan istirahat, belajar mengajar dilanjutkan hingga kegiatan KBM selesai. Selanjutnya mereka melakukan kegiatan pengembangan diri, dan mengasah bakat dan minat tetap di sekolah hingga Ashar.
Peserta didik yang ingin mengerjakan tugas bisa bekerja sama dengan peserta didik lain dan menggunakan referensi dari buku yang tersedia di perpustakaan serta internet yang ada di sekolah. Bagi peserta didik yang sedang dipersiapkan untuk mengikuti kegiatan atau lomba, waktu tersebut dimanfaatkan untuk berlatih dan memperdalam materi.
Pembelajaran
Kepala Sekolah berstrategi dengan menyelipkan program keagamaan dalam proses belajar mengajar, dengan tujuan agar kemampuan akademis bersinergi dengan masalah spiritual. Sedangkan strategi dalam pembelajaran yang dipakai ialah memotivasi sesuai minat dan bakat bukan memaksa peserta didik untuk belajar. Sehingga, prestasi peserta didik merata dan ada di semua bidang. Bukan hanya akademik saja, namun juga di bidang agama, olahraga, dan seni.
Sekolah harus berusaha membuat peserta didik betah di sekolah. Mereka boleh aktivitas apa saja selama kegiatan positif dan di bawah bimbingan guru. Manfaatkan Local Wisdom sehingga semua semakin bermakna.
Sering aku dengan orang berkata “ Dalang tidak akan kehabisan lakon” aku sangat setuju banget. Tapi menurutku saat ini banyak lakon yang tidak didalangkan...apakah waktu yang lagi-lagi dijadikan kambing hitamnya?
Senin, 01 Agustus 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)